Selasa, 02 Juli 2013

Momen Menarik di Lorong Gedung Rumah Sakit


Dalam kehidupan yang kita jalani pastilah ada peristiwa-peristiwa tertentu yang menjadi momen tersendiri. Diantara individu-individu yang hidup dalam masyarakat semua memiliki momen tersendiri dalam aktivitas sehari hari.
Di suatu pagi di sebuah rumah sakit saya merasakan sebuah momen yang menarik. Terlihat seorang gadis berhijab yang sedang mencari ruang perawatan dalam rumah sakit itu. Dengan penampilannya yang sederhana dan berhijab membuat saya tertarik untuk sekadar memperhatikannya. Dia Dua kali melewati saya. Yang pertama tepat sesaat setelah saya keluar dari kamar tempat saudara saya dirawat, saat itu saya sedang menjenguk saudara saya. Dari kejauhan dia sudah mencuri perhatian saya. Kemudian setelah melewati saya gadis itu terus berjalan dan belok di sudut lantai 3. Sesaat kemudian gadis itu kembali terlihat dan kali ini berjalan ke arah sebaliknya. Untuk kedua kalinya melewati saya dengan posisi badan saya yang membelakanginya. Kali ini saya yakin dia sedang mencari ruang perawatan untuk seseorang yang hendak ia jenguk. Kembali saya memperhatikan sosok gadis itu ketika berjalan. Bukannya kenapa, tapi saya hanya ingin tahu Kemana tujuannya. Mungkin ruang yang ia tuju terlewat sehingga ia harus berjalan kembali.
Dia pun berjalan hingga ujung lorong gedung dan belok di sudut lain di lantai tiga gedung rumah sakit.
Tak lama kemudian dia terlihat dan berjalan dengan mata kesana kemari melihat setiap ruang yang ia lewati dengan mata sesekali melihat ke arah saya. Kali ini saya semakin yakin bahwa dia benar-benar sedang kebingungan. Waktu itu saya berpikir ia akan bertanya pada saya. Dan ternyata setelah posisinya cukup dekat dengan saya dia bertanya pada saya. Saat itu memang saya sudah mengira sehingga saya dapat bereaksi dengan wajar. Dia bertanya pada saya tentang ruang dengan nomor 322. Sejenak saya berpikir kemudian saya memastikan apakah sepanjang ia berjalan tadi benar tidak ada ruang dengan nomor 322. Dan dia pun menjawab tidak ada. Kembali sejenak saya berpikir mengingat ruang yang ditempati saudara saya ini ruang dengan nomor 327. Sehingga seharusnya ada di sekitar tidak jauh dari tempat saya berdiri. Saya pun teringat ketika saya datang hendak menuju ruang 327 saya melihat ada pintu masuk yang berada di antara dua ruang yang berderet. Ketika kedatangan saya tersebut saya hendak masuk melewati pintu itu, namun saya ditanya oleh petugas yang sedang mengepel lantai ruang berapa yang hendak saya tuju. Setelah saya jawab ruang 327 petugas itu menyarankan dengan setengah merekomendasikan saya untuk lewat samping. Namun saya yakin kalau pintu itu adalah jalan menuju ruang 327. Namun saya pun menurutinya. Atas dasar itu saya teringat pintu itu mungkin disana terdapat ruang 322 yang dicari gadis yang tadi saya ceritakan. Dan saya menyarankan dia untuk mencoba mencari ruang itu lewat pintu yang tadi. Mungkin saja waktu itu saya dilarang lewat pintu itu karena masih dipel. Jadi mungkin sekarang tidak masalah. Setelah mendengar jawaban saya gadis itu pun berterima kasih kepada saya dan mencoba menelusuri ruangan gedung atas saran saya. Ketika itu pula saya merasa senang bisa berbicara dengan seorang gadis yang sebelumnya telah menarik perhatian saya. Menurut penilaian saya dia memiliki paras yang cantik dan memiliki mata yang indah. Dan dari percakapan singkat itu saya mendapat beberapa hal yang menarik. Bahwa selain senyum yang ia lempar kepada saya adalah senyuman manis layaknya seorang gadis cantik, saya mengetahui satu hal dari dirinya ternyata dia memakai behel berwarna biru muda yang menambah nilai ketertarikan saya pada senyumnya. Saya juga memperhatikan alisnya yang tebal yang saya sukai. Baju yang yang ia kenakan berwarna putih bermotiv warna merah muda cerah. Serasi dengan kerudung dan celana jeans yang ia kenakan berwarna merah muda cerah. Namun sebenarnya ada hal yang menggelitik saya pada kesempatan percakapan singkat tadi, ketika pertama kali dia menegur saya dia menggunakan panggilan "pak" kepada saya. Dalam hati saya berpikir apakah penampilan saya cukup dewasa untuk dipanggil demikian. Dan lucunya l

Tidak ada komentar:

Posting Komentar